BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu masalah
sosial yang dihadapi Provinsi Kalimantan Barat adalah masalah penganguran. Pengangguran
tidak hanya menjadi masalah sosial di Provinsi Kalimantan Barat, tetapi sudah
menjadi masalah sosial di Provinsi-provinsi lain di Indonesia. Khusus di
Kalimantan barat banyak sekali faktor yang menjadi penyebab penganguran,
seperti : mutu pendidikan, kesiapan tenaga kerja, fasilitas, lapangan
pekerjaan, sumber daya manusia yang tidak memadai. Hal tersebut membuat banyak sekali orang yang
tidak mendapatkan kesempatan untuk mendapat pekerjaan. Pengangguran yang tinggi
dapat berdampak secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap
kemiskinan, kriminalitas, dan masalah-masalah sosial lain yang juga semakin
meningkat. Dengan jumlah angkatan kerja yang semakin besar, arus migrasi yang
terus mengalir masuk ke Privinsi Kalimantan Barat, serta dampak krisis ekonomi
yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat permasalahan pengangguran menjadi sangat besar dan kompleks.
Menurut data terakhir,
jumlah penganguran di Kalimantan Barat pada tahun 2010 di perkirakan mencapai ±
101,6 ribu jiwa atau sekitar 4,62 persen dari 2,2 juta jiwa angkatan kerja yang
ada di Provinsi Kalimantan Barat. Jika masalah pengangguran yang demikian besar
dibiarkan berlarut-larut, maka sangat
besar kemungkinannya untuk mendorong suatu krisis sosial yang berdampak
tidak saja menimpa para pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan juda
menimpa orangtua yang dapat kehilangan pekerjaan karena kantor dan pabriknya
tutup, sehingga angka penagguran di Provinsi Kalimantan Barat menjadi
meningkat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian pengangguran
2. Macam-macam
pengangguran
3. Apa
faktor-faktor penyebab pengangguran
4. Apa
yang menjadi masalah pengagguran di Provinsi Kalimantan Barat
5. Apa
dampak dari pengangguran bagi Provinsi Kalimantan barat
6. Sajian
data pengangguran di Provinsi Kalimantan barat
7. Bagaimana
cara mengatasi pengagguran di Provinsi Kalimantan Barat
1.3
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian ( defenisi ) pengangguran
2. Untuk
mengetahui macam-macam pengangguran
3. Untuk
mengetahui faktor-faktor penyebab pengangguran
4. Untuk
mengetahui apa yang menjadi masalah pengangguran di provinsi Kalimantan Barat
5. Untuk
mengetahui dampak pengagguran bagi Provinsi Kalimantan Barat
6. Untuk
mengetahui data pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat
7. Untuk
mengetahui cara mengatasi pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat
1.4
Manfaat
Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
:
A. Penulis
Karena dengan dibuatnya
tugas makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi si penulis
mengenai masalah sosial, khususnya pengangguran.
B. Rekan-rekan
mahasiswa
Karena dengan dibuatnya tugas makalah
ini diharapkan dapat berguna untuk rekan-rekan mahasiswa yang ingin mengetahui
lebih dalam mengenai masalah pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat.
Semoga makalah ini juga
dapatdimanfaatkan dan dijadikan bahan masukan ataupun bahan pertimbangan dalam
pembuatan makalah mengenai masalah pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat
selanjutnya.
C. Masyarakat
Masyarakat juga dapat menggunakan makalah
ini untuk mengetahui fakto-faktor penyebab terjadinya pengangguran, sehingga
masyarakat dapat bertindak langsung dalam upaya mengurangi angka pengangguran
di Provinsi Kalimantan Barat.
D. Pemerintah
Makalah ini dapat menjadi bahan
referensi bagi pemerintah untuk mencegak mangkin banyaknya pengngguran.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengangguran
Pengertian pengangguran adalah orang yang masuk
dalam angkatan kerja ( yang berumur 15-64 tahun ) yang sedang mencari pekerjaan
dan belum mendapat pekerjaan. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya :
seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah smp, sma, mahasiswa, perguruan tinggi,
dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu
wilayah bias didapat dari prosentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah
angkatan kerja
Tingkat pengangguran = × 100%
2.2 Macam-macam Pengangguran
Pengangguran sering di artikan
sebagai angkatan kerjayang belum berkerja atau tidak berkerja secara optimal.
Berdasarkan pengertian di atas, maka pengangguran dapat di bedakan menjadi tiga
macam, yaitu :
1. Pengangguran
terselubung( Disguissed Unemployment ) adalah tenaga kerja yang tidak berkerja
secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2. Setangah
Menganggur ( Under Enemployment ) adalah tenaga kerja yang tidak berkerja
secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan. Tenaga kerja yang
dikatakan setengah menganggur, merupak an tenaga
kerja yang berkerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
3. Pengangguran
Terbuka ( Open Unemployment ) adalah tenaga yang sungguh-sungguh tidak
mempunyai pekerjaan. Penggangguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha mencari pekerjaan.
Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab
terjadinya
1. Pengangguran
Konjungtural ( cycle Unempioyment ) adalah penganguran yang diakibatkan oleh
perubahan gelombang ( naik-turunnya ) kehidupan perekonomian/ siklus ekonomi.
2. Pengangguran
Struktural ( Struktural Unemployment ) adalah pengangguran yang diakibatkan
oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang
pengangguran structural bias di akibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :
akibat permintaan berkurang, akibat kemajuan, dan penggunaan teknologi akibat
kebijakan pemerintah.
3. Pengangguran
Friksional ( Frictional Unemployment ) adalah pengangguran yangyang muncul
akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja.
Pengangguran seperti ini sering di sebut pengangguran sukarela.
4. Pengangguran
Musiman adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musimtanam ke musim
panen.
5. Pengangguran
teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian
tenaga manusia menjadi tenaga mesin.
6. Pengangguran
Siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan
perekonomian ( karena terjadi resesi ). Pengangguran siklus di sebabkan oleh
kurangnya permintaan masyarakat.
2.3
Faktor-faktor Penyebab Pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat
Faktor-faktor yang menjadi penyebab
pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut :
1. Mutu
pendidikan di Provinsi Kalimantan yang masih rendah menyebabkan sumber daya manusia
menjadi sulit bersaing.
1. Besarnya
jumlah angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja (kesenjangan
antara supply and demand). Ke tidak seimbangan terjadi apabilah jumlah angkatan
kerja lebih besar dari pada kesempatan kerja yang tersedia, sedangkan kondisi
sebaliknya sangat jarang terjadi.
2. Struktur
lapangan kerja tidak seimbang.
3. Masih
adanya anak yang putus sekolah dan lulus sekolah tetapi tidak melanjutkan ke
jenjang berikutnya yang tidak terserap dunia kerja atau berusaha mandiri karena
tidak memiliki keterampilan yang memadai.
4. Terjadinya
pemutusan hubungan kerja ( PHK ) karena krisis global.
5. Kebutuhan
jumlah dan jenis tenaga terdidik dengan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang, dengan demikian apabila
kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar dari pada angkatan kerja,
pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasanya, belum tentu terjadi
kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dengan yang tersedia. Ke
tidak seimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak
dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
6. Terbatasnya
sumber daya alam di kota yang tidak memungkinkan lagi warga masyarakat untuk
mengelola sumber daya alam menjadi mata pencarian.
7. Kurangnya
informasi.
8. Tidak
adanya system penerimaan publik.
9. Sulit
menerapkan kepintarannya dalam dunia pekerjaan.
2.4
Masalah Pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat
Tingginya angka pengangguran di
Provinsi Kalimantan Barat menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup
para penduduk di Provinsi Kalimantan barat. Namun yang menjadi manifestasi
utama sekaligus faktor penyebab rendahnya
taraf hidup karena Terbatasnya penyerapan sumber daya, termasuk sumber daya
manusia. Pemanfaatan sumber daya yang rendah dikarenakan buruknya efisiensi dan
efektivitas dari penggunaan sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber
daya manusia.
Dua penyebab utama dari rendahnya
pemanfaatan sumber daya manusia adalah karena tingkat pengangguran penuh dan
tingkat pengangguran terselubung yang terlalu tinggi dan terus melonjak. Jika
hal ini di biarkan terus-menerus maka akan sangat besar kemungkinan angka
pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat akan semangkin tinggi. Hal tersebut
akan berakibat buruk, dan dapat menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semangkin besar di masyarakat, seperti kemiskinan, kriminalitas dan lain-lain.
2.5Dampak
Pengangguran Bagi Provinsi Kalimantan Barat
Pengangguran merupakan
masalah pokok dalam suatu masalah pokok dalam suatu masyarakat modern. Jika
tingkat pengangguran tinggi, sumberdaya menjadi terbuang percuma dan tingkat
pendapatan masyarakat akan merosot. Situasi ini menimbulkan kelesuan ekonomi yang
berpengaruh pada emosi masyarakat dan
dalam kehidupan keluarga sehari-hari. Adapun dampak pengangguran terhadap
kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat adalah sebagai berikut. Dilihat dari
segi ekonomi, pengangguran memiliki dampak sebagai berikut :
1. Pengangguran menyebabkan turunnya daya beli
masyarakat, sehingga akan mengakibatkan kelesuan dalam berusaha.
2. Pengangguran
akan menghambat investasi, karena menurunnya jumlah tabungan masyarakat.
Dari
segi sosial, dampak pengangguran adalah sebagai berikut :
1. Perasaan
minder ( rendah diri ),
2. Meningkatnya
angka kriminalitas,
3. Meningkatnya
angka kemiskinan,
4. Munculnya
pengamen, pengemis, anak jalanan, dan
5. Tingginya
anak-anak yang putus sekolah.
2.6
Data Pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat
Jumlah pengangguran di
Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2010 diperkirakan mencapai ± 101,6 ribu
jiwa dari total jumlah penduduk yang
mencapai ±4.393.239 jiwa.
Menurut data BPS ( tahun 2010 ), tingkat pengangguran terbuka ( TPT ) tertinggi
terjadi di kota Singkawang sebesar 8,05 persen, di susul Kabupaten Pontianak
7,80 persen, Kota Pontianak 7,79 persen. Sementara tingkat pengangguran terbuka
( TPT ) terendah di Kabupaten Melawi sebesar 1,30 persen dan di susul Kapuas
Hulu 2,25 persen. Sementara dari sisi jumlah pengangguran, terbesar di Kota
Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya masing-masing 20,3 ribu jiwa dan 14,7 ribu jiwa,
sedangkan paling sedikit di Kabupaten Melawi dan Sekadau, masing-masing 1,27
ribu jiwa dan 2,24 ribu jiwa, Sumber: Badan Statistik Provinsi Kalimantan
Barat.
Menurut hasil survei
angkatan kerja nasional ( Sakernas ), tingkat partisipasi angkatan kerja ( TPAK
)di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 73,17 persen atau sebanyak 2,2 juta jiwa.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK ) terbesar di kabupaten Kapuas hulu
sebesar 79,82 persen dan melawi 78,95 persen. Sedangkan tingkat partisipasi
angkatan kerja ( TPAK ) terendah di Kota Pontiank sebesar 65,61 persen dan di
Kota Singkawang 66,61 persen.
Sementara untuk
persentase penyerapan tenega kerja berada di tiga sector, yakni pertanian 60,43
persen; perindustrian 12,39 persen; dan pelayanan 27,18 persen. Menurut data
sektor pertanian yang paling tinggi menyerap tenaga kerja, yakni di Kabupaten
Landak sebesar 82,33 persen, terendah di Kota Pontinak 5,44 persen. Untuk
jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Barat yabg berkerja di sektor formal 27,55
persen, kemudian informal 72,45 persen, sumber BPS Provinsi Kalimantan Barat.
2.7Cara
Mengatasi Pengangguran di Provinsi Kalimanta Barat
Pengangguran ada
bermacam-macam, untuk mengatasinya harus di sesuaikan denagn jenis pengangguran
yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
1. Pengangguran
struktura
Untuk mengatasi
pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
A. Peningkatan
mobilitas modal dan tenaga kerja.
B. Segera
memindahkan tenaga kerja dari sektor yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekeurangan.
C. Mengadakan
pelatihan tenaga kerja untuk mengisi lowongan kerja yang kosong .
D. Segera
mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
E. Menarik
investor sebanyak-banyaknya.
2. Pengangguran friksional
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini,
cara yang di gunakan adalah :
A. Perluasan
kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang
bersifat padat karya.
B. Deregulasi
dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya
investasi baru.
C.
Menggalakkan
pengembangan seckor informal, seperti
home industri.
D. Menggalakan
program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor
formal lainnya.
E. Pembukaan
proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya,
PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bias menyerap tenaga kerja secara langsung
maupun utuk merangsang insvestasi baru dari kalangan swasta.
3. Pengangguran Musiman
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini,
cara yang di gunakan adalah :
A. Pemberian
informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain.
B. Melakukan
pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu
musim tertentu.
4. Pengangguran
Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini,
cara yang di gunakan adalah :
A. Mengarahkan
permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa.
B. Meningkatkan
daya beli masyarakat
5. Pengangguran
Konjungtural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini,
cara yang di gunakan adalah :
A.
Meningkatkan daya beli
masyarakat sehingga pasar menjadi ramai dan akan menambah jumlah permintaan.
B.
Mengatur bunga bank
agar tidak terlalu tinggi sehingga investor lebih suka menginvestasikan
uangnya.
6. Pengangguran
Teknologi
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini,
cara yang di gunakan adalah :
A. Mempersiapkan
masyarakat untuk untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan cara
memasukkan materikurikulum pelatihan teknologi di sekolah.
B. Pengenalan
teknologi sejak dini
C. Pelatihan
tenaga pendidik untuk penguasaan teknologi.
Secara umum pengangguran dapat di atasi dengan :
1. Memperluas
kesempatam kerja yang dapat di lakukan dengang dua cara, yaitu sebagI berikut :
A.
Pengembangan industri,
truta jenis industri yang bersifat padat karya ( yang dapat menyerap relatif
banyak tenaga kerja ).
B.
Melalui berbagai proyek
perkerjaan umum, seperti pembuatan jalan, saluran air dan jembatan.
2. Menurunkan
jumlah angkatan kerja
Ada beberapa cara yang dapat di lakukan
untuk menurunkan jumlah agkatan kerja, misalnya dengan program keluarga
berencana, program wajib belajar dan pembatasan usia kerja minimum.Meningkatkan
kualitas kerja dari tenaga kerja yang ada, sehingga mampu menyesuaikan diri
dengan tututan keadaan. Banyak cara yang bias di lakukan, seperti melanjutkan
sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, kursus, balai latihan kerja, mengikuti
seminar dan yang lainnya.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengangguran adalah
suatu kondisi dimana orang tidak dapat berkerja, karena tidak tersedinya
lapangan perkerjaan. Ada berbagai macam pengangguran, misalnya : Pengangguran
terselubung(Disguissed Unemployment), Setangah Menganggur (Under Enemployment),
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment), Pengangguran Konjungtural (cycle
Unempioyment), Pengangguran Struktural (Struktural Unemployment), Pengangguran
Friksional (Frictional Unemployment), Pengangguran Musiman, Pengangguran
teknologi, Pengangguran Siklus. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya angka
penggangguran adalah sebagai berikut : Mutu pendidikan di Provinsi Kalimantan
yang masih rendah, Besarnya jumlah angkatan kerja, Struktur lapangan kerja
tidak seimbang, Masih adanya anak yang putus sekolah, Terjadinya pemutusan
hubungan kerja ( PHK ), Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dengan
penyediaan tenaga terdidik tidak
seimbang, Terbatasnya sumber daya ( baik sumber daya alam maupun sumber daya
alam ). Tingginya angka pengangguran yang di sebabkan hal-hal tersebut, menjadi
salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di Provinsi
Kalimantan barat. Pengangguran juga bisa berdampak terhadap kehidupan ekonomi,
seperti : menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, menghambat investasi,
serta terhadap kehidupan sosial masyarakat, seperti : Perasaan minder ( rendah
diri ), Meningkatnya angka kriminalitas, Meningkatnya angka kemiskinan,
Munculnya pengamen, pengemis, anak jalanan dan Tingginya anak-anak yang putus
sekolah. Menurut data pengangguran pada 2011 diperkirakan mencapai ± 101,6 ribu
jiwa dari total jumlah penduduk yang
mencapai ±4.393.239 jiwa.
Hal ini sungguh sangat memperhatinkan dan harus segera di atasi dengan :
Memperluas kesempatam kerja, Menurunkan jumlah angkatan kerja, Meningkatkan
kualitas kerja dari tenaga kerja yang ada dan lain-lain.
3.2
Saran
Sekitar ± 101,6 juta
pengangguran di Provinsi Kalimantan barat, bukanlah persoalan kecil yang harus dihadapi
oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dewsa ini dan kedepan. Penngangguran
itu berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai berbagai tindak criminal dan
gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran
juga merupakan pemborosan yang luar biasa. Setiap orang
harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi
listrik, sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan. Bisa kita bayangkan berapa ton beras dan
kebutuhan lainnya harus disubsidi setiap harinya. Bekerja
berarti memiliki produksi. Seberapa pun produksi yang
dihasilkan tetap lebih baik dibandingkan jika tidak memiliki
produksi sama sekali. Karena itu, apa pun alasan dan bagaimanapun kondisi Provinsi Kalimantan Barat saat ini masalah pengangguran harus
dapat diatasi dengan berbagai upaya.
Sering
berbagai pihak menyatakan persoalan pengangguran itu adalah
persoalan muara. Berbicara mengenai pengangguran banyak aspek
dan teori disiplin ilmu terkait. Yang jelas pengangguran
hanya dapat ditanggulangi secara konsepsional,
komprehensif, integral baik terhadap persoalan hulu maupun muara. Sebagai solusi pengangguran, berbagai strategi dan kebijakan dapat
ditempuh sebagai berikut.
Setiap penganggur
diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan artinya produktif
dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2UUD 1945 dengan
partisipasi semua masyarakat Provinsi Kalimantan Barat.Lebih
tegas lagi jadikan penanggulangan pengangguran menjadi komitmen bersama untuk itu diperlukan
dua kebijakan, yaitu kebijakan makro
(umum) dan mikro (khusus).
Kebijakan makro (umum) yang berkaitan erat dengan pengangguran, antara lain kebijakan makro ekonomi seperti moneter berupa uang
beredar, tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang
melibatkan Bank Indonesia (Bank Sentral), fiskal
(Departemen Keuangan) dan lainnya.
Daftar pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar